Jika anda mengatakan Indonesia adalah negara kepulauan yang disatukan oleh lautan, kami malah melihatnya terbalik. Bagi kami, Indonesia adalah negara kelautan yang ditaburi oleh permata berupa pulau-pulau besar dan kecil! Aneh? Ayo, luas mana daratan Indonesia dibandingkan lautannya? : )
Gampangannya, seorang yang melihat Indonesia sebagai negara kepulauan, maka ia terkondisi untuk mencari penghidupan di darat. Sebaliknya, jika melihatnya Indonesia adalah negara kelautan, maka ia secara otomatis terkondisi mencari penghidupannya dengan manfaatkan sektor kelautan.
Propaganda Pemerintah Indonesia sejak lama lebih mengedepankan Indonesia sebagai negara kepulauan telah menggiring warganya untuk menjauh dari laut. Walhasil tumplek blek di darat. Berdesak-desakkan tak mengapa, seolah laut bukan pilihan yang perlu dipertimbangkan. Tak yakin? Satu pertanyaan mudah, sejak kapan Indonesia memiliki Menteri Kelautan? Secara gampangan kami sudah menghitung, bahwa ternyata sektor kelautan sangat mampu memberi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Indonesia. Tak yakin? Undang kami bicara di forum, kami akan membuktikannya.
Sudah diketahui bahwa laut Indonesia jauh lebih luas dibandingkan daratannya. Dan sesungguhnya sumberdaya dari laut Indonesia, pun merupakan keberkahan yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia. Apa pasal? Sumberdaya dari laut merupakan sumberdaya yang terbarukan! Ikan ditangkap, tak akan ada habisnya (note: asal jangan overfishing ya... rakus namanya). Dari satu ekor ikan betina, akan muncul ratusan bahkan ribuan telur ikan. Regenerasinya berlangsung cepat. Bagi ikan-ikan itu sendiri, mereka tidak mengenal batas negara seperti manusia lho (hehehe). Bertelur di perairan Indonesia, lalu setelah menjadi anak-anak ikan, induknya membawa mereka mengembara sampai ke Australia. Setelah besar dan saat di perairan di sana itu menjadi lebih dingin, secara bergerombol ikan-ikan ini mencari air yang lebih hangat, dan uniknya perjalanan mereka itu arahnya kembali ke Indonesia. Subhanallah! Kalau saja kita bijak menyikapi alam, betapa indahnya jadi orang Indonesia ya.. : )
Bandingkan dengan sumberdaya minyak dan tambang. Tak ada regenerasi tentu, sehingga ketika habis di ekslorasi, ia akan ditinggal dan selanjutnya harus mencari lokasi tambang baru. Saat ini - seperti kita ketahui bersama - sudah banyak lokasi-lokasi tambang dan minyak yang habis, kering, tak bersisa. Ada pun hutan, meski merupakan sumberdaya terbarukan, namun pembaruannya berlangsung jauh lebih lama dari umur individu manusia, sehingga seperti telah kitra rasakan pula, akibat penggundulan hutan, bencana dimana-mana, khususnya dalam bentuk banjir dan pemanasan global (global warming).
Bandingkan dengan sumberdaya minyak dan tambang. Tak ada regenerasi tentu, sehingga ketika habis di ekslorasi, ia akan ditinggal dan selanjutnya harus mencari lokasi tambang baru. Saat ini - seperti kita ketahui bersama - sudah banyak lokasi-lokasi tambang dan minyak yang habis, kering, tak bersisa. Ada pun hutan, meski merupakan sumberdaya terbarukan, namun pembaruannya berlangsung jauh lebih lama dari umur individu manusia, sehingga seperti telah kitra rasakan pula, akibat penggundulan hutan, bencana dimana-mana, khususnya dalam bentuk banjir dan pemanasan global (global warming).
Kembali ke pembahasan laut, tahukah anda berapa banyak jumlah populasi masyarakat nelayan Indonesia? Tak lebih dari 10 juta orang dari total 235 juta penduduk Indonesia. Ironisnya, saat ini jumlah nelayan miskin tercatat 7,87 juta orang atau 25,14 % dari jumlah penduduk miskin nasional (KKP, 2011). Laut sebegitu luasnya dan mampu memberi keberkahan yang luar biasa, tak termanfaatkan oleh warganya sendiri. Lebih ironis lagi, kebodohan orang Indonesia ini diketahui asing. Maka mereka dari kalangan pebisnis legal justru bersemangat mendirikan pabrik-pabrik pengolah ikan. Mereka kebanyakan memiliki kapal sendiri disamping membeli ikan hasil tangkapan nelayan, seberapa banyakpun hasil tangkapannya. Belum lagi dari pihak asing yang melakukan pencurian ikan besar-besaran di laut Indonesia...
Pihak asing begitu berani menginvestasikan uangnya di negeri kita untuk mengeksplorasikan kekayaan laut kita dengan perbekalan teknologi yang memadai, sementara nelayan Indonesia? Ah, konyol ya...
Ketika kami mencoba mengajak beberapa relasi bisnis untuk menginvestasi uangnya di sektor perikanan laut, tahukah anda apa jawaban kebanyakan mereka? "Wah risiko tinggi! Laut, bro... jangan main-main!" Hal senada inilah rata-rata jawaban yang kami terima. Jadi tambah ironis kan? Katanya nenek moyang kita orang pelaut, kok cicit-cicitnya pengecut?.hehehe.
Tulisan singkat ini mudah-mudahan dapat membakar semangat dan mambuka paradigma baru menyikapi keberkahan yang Allah berikan terkhusus bagi saudara-saudaraku sewarga, warga negara Indonesia! Akhirul kalam, kami mengingatkan kembali: INDONESIA ADALAH NEGARA KELAUTAN YANG DITABURI PERMATA! Mari sama-sama kita pandang dan renungkan peta wilayah Indonesia.
Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar